Lebih dari 40 karya dipresentasikan oleh Muhammad Reza Ahnaf di pameran tunggal yang mengusung tajuk Berkumpulnya Garis dengan agenda gelarannya kurang lebih selama 2 pekan, yaitu mulai dibuka pada 2 Juli 2023 hingga berakhir di 16 Juli 2023.
Pada pameran tunggal bertajuk Berkumpulnya Garis kali ini dihadirkan dua kategorisasi periode perkembangan artistik yang dilakukan oleh Muhammad Ahnaf, remaja yang dikenal pula dengan panggilan Reza, ialah seniman yang telah berkarya sejak usia belia dan kini justru menempuh pendidikan di jurusan artsitektur.
Kategorisasi periode pertama dari Reza memuat perihal pengalamannya yang terus mendapat dukungan dari orang-orang terdekat, terutama sang ayah dan ibunda terinta.
Pada tahapan ini, Reza kecil senang menggambarkan apa saja, namun lebih khusus gambar tentang binatang laut. Di usia kanak-kanak tersebut, ia sempat diberikan kado lukisan tepatnya saat ulang tahun kedua, kemudian sangking gembiranya Reza langsung naik di atas karya bermediakan kertas tersebut. Dari sanalah sejumlah karyanya banyak yang mengimajinasikan dunia laut. Sebagai contoh adalah karya ikan paus, ikan terbang, dan sejumlah karya lain soal biota laut. Masih dalam periode pertama ini, ia juga memiliki kegemaran menggunakan alat bantu penggaris tatkala membuat karya-karya secara perspektif ala arsitek.
Sejumlah karya dalam periode ini merekayasa bangunan dan kota, karenanya di periode ini keberaniannya untuk terus membuat karya semakin terpupuk, hingga ia sempat bertemu dan mengerjakan pameran ber-empat pada tahun 2014. Dari pameran bertajuk “Unpredictable Kids” itulah selanjutnya bisa dilihat ataupun diperkirakan (alih–alih diramalkan) bahwa dari keempat seiman cilik tersebut kelak akan turut andil mewarnai perkembangan seni rupa Jogja. Saat ini kenyataannya perkiraan itupun belum meleset, karena 3 diantara 4 seniman masih cukup aktif, bahkan dua dari mereka telah menyelenggarakan pameran tunggal.
Di kategorisasi periode kedua, pilihan untuk melanjutkan pendidikan di bidang arsitektur turut membentuk teknik dan bagaimana situasi ditangkap dalam imajinasi untuk dituangkan ke media kanvas pun kertas. Hal ini sebagaimana bisa kita nikmati pada karya sket yang dikerjakan Reza semasa kuliah, sebagai contoh adalah merekam sejumlah bangunan, yang secara arsitektural memiliki tingkat kesulitan tertentu.
Selain itu muncul pula sejumlah karya lukisnya, seperti Rumah Impian Masa Kecil, Santai di Jeju Island, Berlabuh, Self Portrait 2018, Kontemplasi, dan Semua Lenyap Tersapu Traktor. Keenam karya Reza di atas laiknya sket on the spot yang merekam situasi dan bagaimana situasi tersebut dibekukan dalam sapuan garis-garis warna.
Pada akhirnya di eriode ini juga menjadi penanda situasi spiritual yang berkembang dalam diri reza, seperti bisa dilihat pada karya Fafirru Ilallah, Paku Bumi, dan Malaikat pun Ikut Bertawaf.
Melalui 10 karya + 1 karya dengan status pinjam dan 30++ karya arsip milik sang ayah, pada akhirnya kini karya-karya tersebut dipresentasikan dalam pameran yang bertajuk “Berkumpulnya Garis”.
Berkumpulnya Garis ini disepakati oleh Reza dan sang ayah sebagai sebuah tajuk, pasalnya dilatarbelakangi bahwa dengan melalui garis, Reza mampu mengimajinasikan rekaman-rekaman pengalamannya.
Pameran tunggal bertajuk “Berkumpulnya Garis” yang dipresentasikan selama dua minggu bertempat di Coffee Shop & Gallery Kopi Macan ini bisa dikunjungi umum dengan tiket sebsar Rp20.000,- yaitu setiap hari mulai pukul 14.00-22.00 WIB, dari tanggal 2 hingga 16 Juli 2023. []