Acara closing ceremony pameran patung JSSP #3 secara simbolis ditutup dengan penyerahan buket bunga dari Dunadi selaku perwakilan Asosiasi Pematung Indonesia (API) kepada Dra. Yuliana Eni Lestari Rahayu yang berlaku sebagai perwakilan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam closing ceremony pameran patung JSSP ke-3 tersebut, hadir guna memeriahkan acara adalah penampilan dari Ngguya Ngguyu, sanggar seni RNB, dan Lentera Keroncong.
Sebagaimana diketahui, JSSP merupakan proyek seni patung yang dihadirkan di ruang publik sebagai bentuk kontribusi pematung atas perkembangan dinamika ruang hidup masyarakat. JSSP #3 2019 mengusung tema “Pasir Bawono Wukir” yang merespons garis imajiner dan sumbu filosofis Yogyakarta.
Proyek pameran patung JSSP tahun 2019 ini menjadi platform intervensi artistik yang bukan semata menambah keindahan ruang, namun juga diikhtiarkan sebagai medium pemantik kesadaran masyarakat akan dinamika sosial yang terjadi. Gagasan-gagasan kontemporer dalam JSSP secara sadar telah memproduksi generator kreativitas bagi tumbuhnya berbagai persepsi publik yang cerdas terhadap ruang hidupnya. Lahirnya kesegaran interpretasi kreatif ini menjadi passion bagi JSSP untuk merevitalisasi peran strategis ruang publik sebagai laboratorium seni dan kreatifitas.
Rosanto Bima Pratama, S.Sn., selaku ketua panitia JSSP #3 2019 dalam laporan pelaksanaannya memaparkan harapannya juga agar di pameran patung JSSP ini, ke depannya bisa lebih baik lagi dari penyelenggaraan JSSP ke-3. Apalagi mengingat pameran patung ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat di Area Gumuk Pasir dan Merapi untuk menarik wisatawan datang berkunjung dan inovasi lokasi wisata. Ditambah juga pencapaian para seniman dengan karya-karyanya yang sangat bermanfaat dari sisi kebudayaan dalam lingkup yang luas yaitu D.I. Yogyakarta.
“Harapannya terjadi regenerasi seniman muda dan bisa merambah kancah internasional. Semoga JSSP selanjutnya bias bekerjasama dengan API dalam merumuskan program kebudayaan dan melahirkan karya yang bagus,” ujar Rosanto Bima Pratama.
Pada gelaran JSSP #3 tahun 2019, telah dilaksanakan berbagai program. Di antaranya adalah pameran maket, serta pemeran utama karya patung yang bertempat di tiga lokasi, ialah Gumuk Pasir, area titik 0 Kilometer kota Jogja, dan tak jauh dari puncak Gunung Merapi. Ia melibatkan sejumlah 33 seniman patung, yang bukan saja hadir dari lokal pun Indonesia, namun juga ada pematung yang dihadirkan daro negeri Jiran; Malaysia. Ada pula rangkaian program berujud Workshop membuat patung di Gumuk Pasir dan Merapi, dan juga tour kamisan yang dilaksanakan tiga kali.
Rangkaian program lainnya ada pula performing art di ruang publik guna merespons patung karya seniman, artis talk bersama pematung, seminar JSSP #3, dan lomba photocontest yang berhasil dimenangkan oleh Bayu Yulian sebagai foto terbaik sekaligus Novi Sumiyani sebagai pemenang like terbanyak di instagram.
Pada acara closing ceremony pameran patung JSSP tahun 2019 ini Dra. Yuliana Eni Lestari Rahayu dari Kundha Kabudayan juga menuturkan bahwa JSSP #3 telah terlaksana dengan baik, lancar, dan melalui proses panjang selama delapan bulan. Kegiatan ini terlaksana tentu berkat kerja keras dari semua pihak. Baik itu para panitia, pihak API, dan juga para seniman.
Rangkaian kegiatan pada pameran patung di Jogja Street Sculpture Project #3 tahun 2019 ini juga menjadi daya tarik dari segi pariwisata untuk masyarakat, khususnya di titik lokasi karya-karya patung tersebut ditempakan. Patung-patung karya seniman sangat ikonik dan menjadi pembelajaran bagi masyarakat yang melihatnya. Begitu pun workshop membuat patung sangat luar biasa dan disambut baik oleh warga sekitar Gumuk Pasir dan Merapi dan berdampak positif.
“Harapannya JSSP selanjutnya pada tahun 2021 bisa berada di desa budaya. Terdapat 56 desa budaya di D.I. Yogyakarta dan 20 desa mandiri budaya. Dengan adanya JSSP semoga bisa menciptakan tumbuhnya desa budaya baru,” Dra. Yuliana Eni Lestari Rahayu memungkasi sambutannya dalam closing ceremony pameran patung JSSP ke-3 di tahun 2019. []