‘Digiyo Digiye’ Black Finit dirilis kembali oleh DoggyHouse Records seiring dengan proses ini seiring juga dengan Black Finit mengerjakan mastering album terbarunya, Tana. Proses merilis Album ‘Digiyo Digiye’ kali ini tak serupa dengan waktu sebelumnya yang berbentuk CDR, namun dalam format digital.
Jauh waktu sebelum join dengan DoggyHouse Records, Black Finit sebenarnya memang telah beberapa kali merilis sendiri album-albumnya, baik itu berupa mini album dan album penuh. Termasuk di dalamnya adalah Album Digiyo Digiye. Bahkan dengan diproduseri oleh Grayce Soba, album yang dirilis Gong Waning Production tahun 2015 tersebut begitu keluar langsung ludes, habis terjual.
Merujuk pada pemaparan Albert Gerson unFinit, bahwa “Digiyo Digiye” ini merupakan istilah bikinannya sendiri yang semula dimaknai sebagai “melakukan gerilya keluar masuk di dalam hutan”. Namun diketahui kemudian, kenyataannya istilah itu memang benar-benar ada, yaitu di tanah Papua sana.
Digiyo Digiye yang teriring dalam dalam balutan Reggae dengan dentuman bass yang mantab ini bercerita mengani curahan isi kepala pria kelahiran Maumere tersebut selama meniti kehidupan di Yogyakarta. Yaitu mulai dari “Di Jogja” tentang hangat senyum kota Gudeg yang damai, cinta yang mengalir tulus apa adanya di “Mari Bercinta”, hingga lirik “maling – maling sesama maling, perut – perut buncit saling tusuk” di lagu “Mohon Ampunan”.
Artwork-Cover yang pada awal kemunculannya adalah penampakan dari lukisan Gerson sendiri, kini diinterpretasi dengan goresan tangan dan tambahan sentuhan digital. Sebagaimana pemaparan Gerson ketika menjelaskan arti dari goresan tangannya, bahwa Artwork berbentuk lukisan burung ini memiliki analogi “aku (yang) bebas seperti burung tapi pulang di pohon yang sama”.
Album Black Finit – Digiyo Digiye ini bisa dinikmati khalayak melalui kanal digital, yaitu mulai tanggal 21 Juni 2019, bertepatan dengan hari musik sedunia (World Music Day). Kanal-kanal digital itu antara lain adalah; iTunes, Spotify, Deezer, dan lain sebagainya. Selebihnya, album ini kelak juga akan dirilis ke dalam bentuk limited CD dengan tambahan 2 lagu yang dirilis DoggyHouse Records yaitu “Bukan Puisi” dan “Damai Natal” (featuring Wangak).
Photo: Doggyhouse Records