Eksplorasi perjalanan sambat melalui konser eksperimental kontemporer Alur Bunyi tersebut dipresentasikan oleh komposer muda Indonesia bernama Nurendra Nasharudin yang juga berkolaborasi dengan pembuat film berjuluk Hariwicahyo Utomo, atau lebih dikenal dengan panggilan Hariwi.
Pementasan tanpa penonton -sebagai bagian dari protokol kesehatan- yang bertempat di GoetheHaus Jakarta ini disiarkan pula secara langsung melalui kanal YouTube Goethe-Institut Indonesien, yaitu pada hari Jumat, tanggal 22 Januari, dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 20.00 WIB.
Eksplorasi perjalanan sambat melalui konser eksperimental kontemporer alur bunyi yang dipresentasikan adalah satu tantangan bagi Nurendra dan Hariwi untuk mengolah karya dari beragam bentuk keluhan dan keresahan baik dari sumber internal maupun
eksternal. Keduanya akan menyampaikan sebuah eksplorasi perjalanan sambat mereka dan orang-orang di sekitar mereka dalam bentuk musik eksperimental kontemporer bersamaan dengan sajian audiovisual.
Dapat diketahui bahwa “SAMBAT” adalah satu kata dalam bahasa Jawa yang padanan katanya memiliki arti “mengeluh”.
Seperti yang dituturkan oleh Nurendra, bahwa dalam pertunjukan mereka kali ini mengundang Anda –para penonton untuk mencermati dan mengevaluasi impuls masing-masing. Hal tersebut sebagaimana pandangan Nurendra yang dituturkan sebelum pertunjukan, bahwa beberapa orang di sekitar kita acap bilang agar jangan mengeluh terus.
“Nah, saya kira sambat tidak selalu negatif, karena keluhan kita ternyata bisa mendorong kita untuk berkembang lebih jauh. Sambat itu prestise karena kita mendedikasikan energi dan waktu untuk peduli tentang kondisi hati dan jiwa kita. Pada akhirnya, sambat bisa ditransformasi menjadi sebuah ekspresi yang jujur,” ujar Nurendra.
Dalam perjalanan karyanya, Nurendra sendiri telah mengeksplorasi dunia musik kontemporer dan musik untuk film. Dan pada tahun-tahun terakhir, ia juga terlibat sebagai komposer tambahan untuk musik pengiring sejumlah film Indonesia, sebagian besar di genre horor, seperti Silam (2018), Sunyi (2019), Ikut Aku ke Neraka (2019), dan MatiAnak (2019). Nurendra juga
berpartisipasi dalam acara komposer Indonesia seperti Pekan Komponis Indonesia, Temu Musik Skena Nusantara, dan laboratorium terbuka October Meeting.
Sebelumnya, Nurendra dan Hariwi pernah bekerja sama dalam film dokumenter pendek berjudul Cerita Tentang Sinema di Sudut yang Lain (2019) yang disutradarai oleh Hariwi, dengan Nurendra sebagai komposer musik. Film itu masuk nominasi
dalam kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2020. []