Festival Film Dokumenter FFD kali ini diselenggarakan tanggal 22-26 November 2021 dalam format daring di ย ffd.or.id, bekerja sama dengan Bioskop Online, dan format luring di Kedai Kebun Forum dengan alamat di Jalan Tirtodipuranย Jogjakarta.
Sebanyak 65 film akan diputar dan 21 film diantaranya dapat ditonton langsung secara fisik. Melalui program pemutaran film, diskusi, dan lokakarya, festival ini berupaya menghadirkan berbagai pengalaman dan cerita inspiratif dari seluruh belahan dunia sekaligus terus mendukung pertumbuhan gagasan dalam ekosistem film Indonesia serta keterlibatan dan akses masyarakat terhadap pengetahuan alternatif.
Kurnia Yudha selaku Direktur FFD 2021, pun kembali menegaskan fungsi festival ini dalam sambutan pembukanya: โSepanjang festival ini hidup, FFD terus mengemban visinya dalam memberi dampak pada kualitas dan kuantitas dokumenter Indonesia; memengaruhi dan memperkuat posisi dokumenter di ranah sosial, ekonomi, dan budaya kita; mencatat karya dan gagasan baru yang berpengaruh dari generasi ini; dan menghadirkan karya-karya yang berpeluang mengintervensi sosial maupun medium itu sendiri.โ
Semenjak diselenggarakan pertama kali pada 2002, Kompetisi menjadi program utama yang diadakan secara konsisten tiap tahunnya. Hadir dalam empat kategori, yaitu Dokumenter Panjang Internasional, Dokumenter Panjang Indonesia, Dokumenter Pendek, dan Dokumenter Pelajar, total 24 film lolos seleksi akan diputar, baik daring maupun luring di tahun ini. Selanjutnya di akhir festival, satu pemenang dari tiap kategori akan mendapatkan penghargaan Film Dokumenter Terbaik sebagai apresiasi atas perspektif dan kreatifitasnya.
Pada dua dekade perhelatannya, FFD 2021 mengajak publik untuk membaca kembali perjalanan dokumenter Indonesia melalui program Lanskap 21: 2 Dekade Dokumenter. Melihat perkembangan baik dari pola produksi, persebaran film dalam jaringan, hingga cara menikmati film, yang dapat ditemukan dalam 22 film yang disajikan.
Program pemutaran lain juga dihadirkan untuk melibatkan beragam penonton dengan berbagai pengalaman dan cara pandang, seperti Perspektif, Spektrum, dan Retrospektif. Perspektif merupakan program tematik yang berfokus pada wacana dan isu-isu terkini. Program Perspektif tahun ini menghadirkan potret dan praktik kerja yang barangkali berangkat dari landasan personal dan kemudian dapat dilihat maupun dibaca sebagai cara untuk memahami persoalan struktural yang lebih besar melalui 6 film yang dipresentasikan.
Selanjutnya melalui program Spektrum, FFD berusaha memberikan pengalaman segar dalam melihat perkembangan bentuk ragam sinema dokumenter. Tahun ini, lewat 7 film yang diputar, program Spektrum mencoba untuk melihat gagasan akan mitos yang bertahan sebagai sebuah isu yang kerap diperbincangkan.
Program Retrospektif sendiri berfokus pada perjalanan kekaryaan seorang pembuat film serta kontribusinya bagi perkembangan dokumenter dunia, terutama perihal bahasa sinema. Dengan berfokus pada teknik pengolahan imaji dan gaya penuturan film, Retrospektif tahun ini menilik kembali 4 karya yang terdiri dari 3 film panjang dan 1 film pendek dari Chris Marker, seorang sutradara dokumenter asal Prancis, yang dianggap penting. Dia juga telah menjadi subjek retrospektif film di The Museum of Modern Art, New York, dan artis unggulan dari pameran Passage de l’image di Center Georges Pompidou, Paris, dan Documenta X, Kassel, Jerman.
Selain pemutaran film, peran edukasi FFD juga dihadirkan dalam program Lokakarya Penulisan Kritik Film dan DocTalk. Delapan peserta lokakarya dari berbagai lokasi telah terpilih dan akan saling bertukar gagasan tentang film dengan para mentor berpengalaman dalam sebuah kelas intensif daring. Dimentori Adrian Jonathan Pasaribu, salah seorang pendiri Cinema Poetica, dan Aulia Adam, jurnalis, harapannya program ini dapat berperan memajukan literasi media di masyarakat dalam pembacaan sebuah karya film.
Program DocTalk dibangun sebagai ruang yang membawa pembahasan dokumenter dalam pembicaraan spesifik melalui berbagai perspektif. Tiga topik yang didiskusikan adalah โDocumentary Heritage: Praktik Pencatatan Warisan Budaya dengan Medium Dokumenterโ, โPemrograman dalam Festival Filmโ, dan โKerja-Kerja Imaterialโ.
DocTalk ini dapat diikuti publik secara daring dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui tautan sesi diskusi yang tersedia website ย ffd.or.id
Dua puluh tahun perjalanannya menjadi catatan baru bagi Festival Film Dokumenter 2021. Tidak hanya terselenggara untuk merayakan dokumenter, tetapi merupakan sebuah upaya menelusuri memori bagaimana peran festival ini dalam memengaruhi ekosistem dokumenter di Yogyakarta dan Indonesia. []