Festival seni kontemporer berjuluk ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali inipun tak jauh berbeda dengan tahun 2020 silam, yaitu yang pada aawalnya telah dirancang sedemikian rupa, hingga dirasa cukup dan siap dilaksanakan dengan agenda pasti dan juga menghitung segala kemungkinan pandemi yang, namun pada kenyataannya di awal bulan Juni, virus corona kembali melonjak grafiknya, bahkan ratusan nyawa telah melayang dibuatnya.
Heri Pemad selaku Direktur ARTJOG pada hari Kamis 1 Juli 2021, tepatnya saat acara jumpa pers di Hotel “Pulang ke Uttara” Jalan Kaliurang Yogyakarta mengatakan bahwa agenda ARTJOG MMXXI tahun 2021 yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 8 Juli hingga 31 Agustus 2021 sudah pasti dan tak terganti, namun semua harus disiasati kembali, pasalnya helatan ini juga tak hendak dikata sebagai satu event yang melawan arus dan menyepelekan keadaan. Lebih dari itu, ia tetap diselenggarakan tak lain guna tetap mengakomodasi para pekerja kreatif sekaligus memberikan respon atas keadaan, sambil harus tetap ingat tentang rencana awal dengan tidak harus kehilangan arah.
“Tahun 2020 lalu kami melempar gagasan tentang resiliensi, sebagai penyuntik semangat untuk kita semua agar dapat bertahan, bahkan bangkit di kala krisis. Belajar dari gagasan itu, maka kami menganggap bahwa selama kami mampu, ARTJOG harus tetap hadir untuk masyarakat, meskipun diselenggarakan di tengah berbagai keterbatasan,” tutur Heri Pemad.
Sehubungan rencana awal helatan ARTJOG yang tak harus menghilangkan arah tersebut, maka gelaran ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali ini kembali berupaya untuk menuju pada skema awal-kuratorial, yaitu sebagaimana yang telah dicanangkan sejak 2018 silam, tak lain adalah dengan meneruskan edisi kedua dari trilogi pameran arts in common dan sekaligus kembali mengusung tajuk Time (to) Wonder. Ialah mengangkat ikhwal ‘waktu’ sebagai konsep kunci.
Di tengah pandemi pada pameran ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini bakal ditampilkan sejumlah karya-karya mutakhir dari 41 seniman, baik perorangan ataupun kelompok, yang kesemuanya tinggal dan bekerja di Indonesia.
Perihal Arts in Common di festival seni kontemporer ARTJOG MMXXI tahun 2021, arah yang dibidik adalah menuju masa silam sebagai sebuah sejarah. Karena itu, para seniman yang telah dipersiapkan dan diundang sejak bulan Desember 2020 lalu juga bakal mempresentasikan karya-karyanya terkait ‘sejarah’ sebagai bagian peristiwa “pada waktu yang telah berlalu” tersebut.
Masih pada acara jumpa pers yang digelar secara daring via Zoomeeting sekaligus luring (dengan undangan terbatas), Heri Pemad juga menyinggung tentang situasi terkini yang harus disikapi secara arif. Salah satunya yang paling disoroti adalah mengenai PPKM ataupun Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat oleh Pemerintah, di mana dalam menyikapi hal tersebut, pihaknya sebagai penyelenggara ARTJOG juga tetap akan mematuhi aturan yang ada. Karena itu, di awal sejak dibuka hingga waktu yang belum ditentukan, sajian ARTJOG ini bakal dilakukan dengan format daring terlebih dahulu.
Hal senada juga diungkapkan Gading Paksi sebagai Manajer Program, ia menyatakan bahwa guna menyikapi keadaan tak menentu yang kemudian diberlakukan PPKM Darurat oleh pemerintah, maka meskipun penyelenggaraan ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini tetap berjalan, namun ia akan tetap mematuhi aturan yang ada dan siap dengan segala kemungkinan. Artinya, kehadirannya sama sekali bukan lantas hendak melawan arus dan menyepelekan keadaan.
Baik Heri Pemad pun Gading Paksi menyatakan hal yang serupa, bahwa meskipun situasi hari-hari ini sangat tidak menguntungkan bagi diselenggarakan sebuah perhelatan, salah satunya seperti ARTJOG ini, akan tetapi perubahan-perubahan kebijakan publik selama masa pandemi ini justru menjadi tantangan tersendiri bagi tim ARTJOG untuk kemudian bersiasat membikin rencana tentang banyak kemungkinan yang bisa dikerjakan. Ketidak-menentuan kondisi malah bisa mengantarkan langkah antisipasi sebagai sebuah improvisasi dalam berkarya.
Pada acara konferensi pers ARTJOG MMXXI tahun 2021 di Hotel Pulang ke Uttara tersebut selain mengetengahkan Heri Pemad, Gading Paksi, serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan DIY, dihadirkan pula perwakilan dari hotel sebagai tuan rumah jumpa pers dan juga pihak sponsor. Selain itu, ada pula Ign Nilu dan Agung ‘Jennong’ Hujatmiko (secara online dari Bandung) yang mewakili pihak Kurator. Dua seniman yang dihadirkan dalam acara jumpa pers tersebut adalah Jompet Kuswidananto dan Sirin Farid Stevy.
Perihal karya dari para seniman ARTJOG tahun 2021 kali ini, Jompet memang mengetengahkan karya yang merujuk pada waktu di masa silam, namun ia tak spesifik mengerucutkan tema, karena itu multi tafsir sebagai bagian dari intepretasi publik sangat dimungkinkan pada karya Jompet kali ini. Sementara Sirin Farid Stevy kali ini mempresentasikan karya yang dibuatnya bersama keluarga besar (terutama sang ayah), yaitu terkait dengan peristiwa tragedi 1965 di Gunungkidul sebagai tanah moyang sang seniman, dan itu masih sangat bersinggungan dengan garis keturunan Farid Stevy.
Ikhwal rangkaian program yang rencananya bakal dihadirkan di Festival Seni Kontemporer ARTJOG MMXXI tahun 2021 kali ini, Gading Paksi memaparkan bahwa selain program pameran, akan diketengahkan pula program edukasi yang sempat absen di tahun lalu –antara lain seperti Young Artist Award, dan dihadirkan juga Exhibition Tour serta Meet the Artist.
Selain hal di atas, program Expanded ARTJOG masih dihadirkan sebagai satu siasat dalam pengelolaan festival seni, merekam realita yang terjadi di baliknya. Sementara program pertunjukan, apabila keadaan memang sudah memungkinkan, ia dijadwalkan bakal hadir setiap akhir pekan sebagai wadah presentasi ragam karya musik, teater, tari kontemporer, dan performance art.
Masih menurut Gading Paksi, program ARTCARE yang awalnya sebagai salah satu wujud kontribusi seniman dan pegiat seni bagi kemanusiaan, kini hadi dengan kualitas yang ditingkatkan, tak lain agar bisa memberi dampak lebih luas pada ekosistem seni.
Di bawah ini adalah sebanyak 41 nama seniman yang dihadirkan karya-karyanya dalam presentasinya di ARTJOG MMXXI tahun 2021 dengan lokasi area Jogja National Museum, Jl. Amri Yahya Wirobrajan Yogyakarta;
Di samping program-program yang telah disebutkan di atas, ARTJOG MMXXI tahun 2021 yang juga mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan DIY ini juga masih bekerjasama dengan JAW (Jogja Art Weeks) yang mengetengahkan agenda publikasi bersama (khususnya untuk program-program event kesenian di Yogyakarta, Magelang, dan Surakarta), sekaligus memberikan bantuan fasilitasi pameran kelompok bagi seniman muda Indonesia.
Rangkaian program pada helatan ARTJOG MMXXI tahun 2021 ini memang tak segegabah tahun 2020 silam di mana waktu itu pandemi covid-19 masih membuat kalang-kabut dan tak menentu segala suasana. Namun, dari sana pulalah kita semua telah diajarkan langsung perihal praktik pengelolaan festival seni rupa yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus preventif terhadap risiko keselamatan dan kesehatan. Dari pengalaman-pengalaman semacam itu, harapan akan kebaikan bagi semua akan tetap terpatri sebagai sebuah langkah optimis dalam melakukan karya nyata, baik presentasi secara daring ataupun luring. []