Artinya, setelah helatan FKY30 bertema ‘Mesemeleh’ itu, makatak ada lagi FKY31 di tahun 2019, melainkan berganti menjadi FKY 2019 dengan tema Mulanira. Sekali lagi, ialah FKY yang sedikit terjadi pergeseran, baik perihal akronim, mengenai makna, ataupun perihal lain yang terkait dengannya.
Dilihat dari akronim, pergeseran FKY sejak tahun 2019 itu adalah menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta. Sementara jika dipandang dari maknanya, seperti yang dipaparkan Kepala Dinas Kebudayaan tahun 2019; Aris Eko Nugroho, SP., MSi. bahwa mengacu pada ‘Festival Kebudayaan’, maka FKY mulai tahun 2019 memiliki keinginan guna lebih mengembangkan dan mengharapkan kebudayaan ini menjadi bagian yang lebih luas, karena tidak hanya bicara tentang kesenian tapi juga dengan yang lainnya.
Tiga orang yang telah menangani FKY secara berturut-turut selama 6 tahun sebelumnya, yaitu Setyo Harwanto, Ishari Sahida (Ari Wulu), dan Roby Setiawan, thun 2018 telah mengakhiri dengan helatan FKY bertema ‘mesemeleh‘ yang merupakan asal dari dua kata, yaitu MESEM yang berarti senyum, dan SEMELEH yang bermakna ikhlas atau nrima. Untuk selanjutnya meregenerasi perihal FKY, yang kemudian tongkat kepemimpinan FKY itu diberikan kepada tiga sosok muda bernama Paksi Raras Alit, Gading N Paksi, dan Gintani Swastika.
Oleh Paksi Raras Alit, Gading N Paksi, dan Gintani Swastika, Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2019 dimulai dengan “Mulanira” yang dapat dimaknai sebagai; “Kembali ke asal mula: Apa yang sebelumnya ditetapkan, mengalami pergeseran yang menuntut kemampuan jawaban tiap generasi”.
FKY 2019 ini akan berlangsung tanggal 4 Juli dan akan berakhir pada tanggal 21 Juli 2019. Namun sebelum dimulai helatan tersebut, lebih dahulu diselenggarakan Pre-Event FKY 2019 yang digelar pada sejumlah titik di seputar kawasan Malioboro. Pre-event ini dihelat dengan tujuan sebagai penanda sekaligus sosialisasi kepada masyarakat, bahwa dalam waktu dekat akan diselenggarakan satu event kebudayan akbar di Yogyakarta. Sementara untuk waktu pelaksanaan Pre Event pertama digelar pada tanggal 1 Juni 2019.
Sebagaimana pemaparan dari Paksi Raras Alit yang merupakan Ketua Umum Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 bahwa pre-event FKY 2019 merupakan hal yang penting pada sisi media publikasi kepada seluruh masyarakat. Sementara untuk pemilihan Malioboro sebagai lokasi dilaksanakan Pre-event ini karena ia merupakan ikon pariwisata Yogyakarta yang tentu saja akan lebih memudahkan dalam membidik target penyampaian informasi dan publikasi.
Para penampil yang berpartisipasi dalam pre event FKY 2019 di antaranya adalah Drumer Guyub Yogyakarta, Jogja Fire Foundation, The Freak Showman dan Malioboro After Midnight.
Mengenai Festival Kebudayaan Yogyakarta 2019 ini juga memiliki upaya guna menjadi peristiwa budaya yang menunjukan semangat dan karakter keterbukaan, keramahan dan tepa-selira. Sedangkan “Mulanira Malyabhara” bisa juga diartikulasikan sebagai Malioboro sesuai dengan etimologinya, yaitu ‘Malyabhara’ yang berarti jalan beruntaian bunga.
Photo: IG @infoky