Jogja Festival Forum & Expo yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 21 November 2019 ini menjadi acara yang diinisiasi oleh Jogja Festivals, dengan harapan mampu menjadi penghubung dan bisa dijadikan sebagai ruang presentasi-representatif dari para pelaku pun pegiat Festival di Jogja, serta stakeholders di Indonesia (sekaligus mancanegara).
Jogja Festivals sendiri adalah satu-satunya platform strategis untuk festival di Indonesia, yang didirikan oleh 15 festival terbaik Yogyakarta, yang masing-masing telah menyelenggarakan festival lebih dari lima tahun berturut-turut dalam bidang estetika, sains, dan teknologi. Sementara berlaku sebagai Ketua Jogja Festivals tersebut adalah Heri Pemad yang juga merupakan penjaga gawang dari ARTJOG, yaitu satu festival kontemporer seni rupa, sebagai anak dari Festival Kesenian Yogyakarta, yang awalnya merupakan gelaran ‘fair’.
Perihal Jogja Festival Forum & Expo ini, Heri Pemad memaparkan bahwa ia bersama kawan-kawan menghendaki kegiatan JFFE bisa dijadikan sebagai wadah pertemuan bagi seluruh pegiat festival di Yogyakarta, untuk kemudian bisa mendiskuskusikan bersama permasalahan dan solusinya dalam pelaksanaan festival di Yogyakarta.
“Kami menginginkan kegiatan JFFE ini bisa merangkul semua pihak untuk perduli dan secara aktif mempromosikan, menganalisa, mengobserbasi berbagai hal terkait festival itu sendiri,” Heri Pemad menuturkan.
Di sisi lain, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY; Singgih Rahardjo SH., MED, mengungkapkan bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata adalah dengan jalan pengenalan Yogyakarta sebagai Kota Festival.
Dengan keberadaan ragam Festival di Yogyakarta, maka hal itu dapat memberikan dampak peningkatan dan perputaran ekonomi daerah. Artinya, kekuatan Yogyakarta sebagai kota festival bakal bisa memberikan daya tarik lebih untuk destinasi wisata, baik itu bagi wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara.
Usai membacakan sambutan, Kepala Dinas Pariwisata, mewakili Gubernur DIY bersama-sama dengan KPH. Purbodiningrat, Heri Pemad, Dintan Putri –yang merupakan Direktur Pelaksana Jogja Festivals, Hassan Abud –sebagai Direktur Hubungan antar Lembaga Kemenpekraf/Badan Parekraf secara simbolis resmi membuka Jogja Festival Forum & Expo (JFFE).
Pembukaan gelaran Jogja Festival Forum & Expo tahun 2019 ini ditandai dengan pemukulan bonang, yang langsung dilanjutkan dengan penampilan dari Saron Groove.
Agenda yang mewarnai hari pertama JFFE antara lain adalah paparan mengenai Membangun Destinasi Festival dengan pemateri Dr. Paksi C.K. Walandouw selaku Wakil Kepala Demografi UI, dan juga Hassan Abud sebagai Direktur Hubungan antar Lembaga Kemenpekraf / Badan Parekraf.
Sesi berikutnya adalah 1 on 1 Meeting antara para pegiat festival dengan stakeholder dari sektor swasta. Hadir dalam sesi ini perusahaan-perusahaan swasta dari berbagai sektor, brand-brand nasional dan internasional, serta beberapa perusahaan start-up. Dari sini dicari berbagai kemungkinan kerjasama di masa datang dengan para pegiat festival, termasuk dukungan dari beberapa perusahaan swasta terhadap keberlangsungan platform strategis Jogja Festivals.
Harapan lain dari digelarnya JFFE ini adalah dapat menjadi pendorong untuk segera dihasilkan Peraturan Daerah MICE dan Festival, yang tak hanya melindungi keberlangsungan festival- festival di Yogyakarta, akan tetapi juga memandang festival sebagai sebuah aktivasi organik yang bisa diselenggarakan oleh siapapun masyarakat Yogyakarta, yang memberikan dampak nyata dan bisa dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang strata sosial di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. []