Sebagaimana arti Kanya dalam bahasa Sanskerta yang bermakna “anak perempuan”, maka karya pertunjukkan tari ini juga hendak mengangkat tentang posisi perempuan di masyarakat, yaitu kisah anak perempuan dalam mengambil pilihan dalam hidupnya sebagai individu yang mandiri.
Karya tari “Kanya” oleh Ela Mutiara ini berangkat dari konstruksi pandangan masyarakat dalam frasa “Perempuan tidak akan jauh dari sumur, dapur, dan kasur”, di mana frasa tersebut justru memposisikan kaum perempuan menjadi semakin tertekan, tak lain karena pilihan-pilihannya dibatasi secara teritorial.
Melalui karya Kanya ini, Ela sebagai koreografer hendak membagikan alasan atas pilihan perempuan terhadap dirinya sebagai individu yang mandiri. Bahwa pilihan untuk “menikah dan bekerja”, itu semua lahir atas dasar kesadaran, setara terhadap pilihan untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Selain itu, alih-alih memaknai konstruksi pandangan masyarakat terhadap kaum perempuan sebagai tekanan, karya ini juga ingin mengajak masyarakat untuk dapat menginterpretasikan-ulang persepsi ruang ‘sumur, dapur dan kasur‘ sebagai ruang penting dan berpengaruh dalam struktur sosial.
Nama lengkap (berikut gelar) dari koreografer “Kanya” adalah Ela Mutiara Jaya Waluya, S.Sn.. Ia terlahir di ranah Pasundan, tepatnya di Sukabumi, pada tanggal 1 Juli 1994. Terjun langsung pada dunia tari sejatinya telah ia lakoni bukan saja saat kuliah di jurusan tari Institut Seni Indonesia Yogyakarta, akan tetapi justru sudah sejak dini, yaitu semenjak usia 12 tahun dengan latar belakang tari tradisi kerakyatan Jaipong.
Sesuai dengan minat utamanya pada penciptaan tari di jurusan tari ISI Jogja, sekarang ini Ela aktif menciptakan karya, mengelola manajemen seni pertunjukan, mengajar tari dan olah tubuh, serta melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan. Sementara dalam mempresentasikan karya terkininya berjudul “Kanya” ini, ia didukung tiga teman penarinya, masing-masing adlaah Yussi Ambar Sari, Anggita Larasati, dan Dinar Kurnia Kumara Dewi. Selain itu, berlaku sebagai penata musik adalah Hery Kristian Buana Tanjung.
Pic-Source: Media PBSK