Seturut dengan agenda Konser Tour Indonesia Altin Gün ini, dapat diketahui bahwa awal mula dalam mendirikan Grup Altin Gün, Jasper Verhulst dan Ben Rider memiliki ide untuk memulai sebuah band rakyat psychedelic Turki. Karenanya “Turki psychedelic folk” menjadi genre yang mereka pilih.
“Turki psychedelic folk” sendiri merupakan satu genre musik yang telah ada sejak tahun 1960-an dan 1970-an, yang merupakan campuran antara musik rock barat dari band-band seperti The Doors dan Led Zeppelin, dan musik tradisional di negara Turki.
Konser Tour Indonesia Altin Gün ini dilakukan selepas ia mengadakan tur keliling Eropa, yang bahkan dalam penampilannya, tiket pertunjukan grup band tersebut telah banyak terjual. Baik itu di Amsterdam, di Paris, di Istanbul, dan juga di Berlin.
Dalam bermusik, Jasper Verhulst dan Ben Ride juga mendukung untuk pertunjukan grup-grup besar seperti King Gizzard & The Lizard Wizard dan Tame Impala. Karenanya, dii Amerika Utara, Altin Gün juga bermain di festival besar dan pertunjukan klub.
Tentang Konser Tour Indonesia Altin Gün yang dipersembahkan oleh Erasmus Huis ini digelar di beberapa tempat, yaitu;
Sebagaimana terpaparkan dalam rilis resminya, penampilan grup band ini bisa disaksikan yang sifatnya gratis dan terbuka bagi umum, juga tidak diperlukan reservasi.
Jika pada penampilan pembukanyam grup ini dikolaborasikan dengan musisi lokal dari El-Farhan Gambus Mus, maka untuk Konser Tour Indonesia Altin Gün di Yogyakarta akan dibuka dengan penampilan dari grup world music asal Yogyakarta, yaitu Anteng Kitiran.
Anteng Kitiran merupakan grup band yang beranggotakan Eko Yuliantoro pada biola, Harly Yoga Pradana sebagai pembetot bass, Krisna Pradipta Tompo yang merupakan pemegang keyboard/piano, dan tak ketinggalan adalah Gagah Pacutantra sebagai penggebuk drum.
Karya-karya yang dihasilkan oleh Anteng Kitiran banyak berakar pada nada Slendro dan Pelog seperti dalam seni karawitan. Kekayaan nada yang unik inilah yang kemudian dieksplorasi menjadi beragam wujud aransemen dan diperkenalkan ke penikmat musik dunia, mereka mengkolaborasikan dengan nada-nada jazz, pop hingga rock sehingga membentuk harmoni baru yang unik. Saat ini grup Anteng Kitiran sedang meyelesaikan proses album perdana mereka.
Selepas diselenggarakan di Yogyakarta, untuk Konser Tour Indonesia Altin Gün oleh Erasmus Huis ini selanjutnya diadakan di Kota Solo yang merupakan penampilan penutupnya di Indonesia. Dalam konser di Surakarta, gelaran ini agendanya dibuka oleh grup world music dari kota Solo yaitu Smara Tantra.
Smara Tantra adalah sebuah kelompok musik yang secara konsisten melakukan penggalian terhadap idiom-idiom musik tradisi Nusantara, untuk kemudian diolah menjadi sajian komposisi musik bernafaskan world music, sebagai sebuah ‘alternatif’ di tengah keramaian musik-musik industri yang menjenuhkan. Usaha penggalian tersebut sejalan dengan arti dari “Smara Tantra” yakni ‘mengingat bagian yang mendasar’.
Smara Tantra digawangi oleh Bayu sebagai gitarist, Mukhlis yang merupakan keyboardist, Pamudji sebagai bassist, Pandu selaku drummer, Wisnu ada di violin, dan Bli Komang sebagai peniup suling Bali.
Lahir tanggal 22 September 2015, Smara Tantra telah mengeluarkan beberapa karya-karya original, di mana saat ini ia juga sudah mengeluarkan satu album dengan judul “Eling”.
Group Band Altin Gün ini antara lain beranggotakan Ben Rider pada gitar, Nic Mauskovic pada drum, Merve Dasdemir yang merupakan penyanyi Turki, dan Erdinc Yildiz Ecevit di saksofon. Selain itu ada juga Jasper Verhulst, Daniel Smienk, dan tak ketinggalan Gino Groeneveld.
Perihal genre Turki Psychedelic Folk yang dibawa grup band Altin Gün ini, dapat dikatakan bahwa ia merupakan perpaduan yang menarik antara folk, psychedelic, funk, dan juga rock.
Sementara mengenai produktivitas dari Altin Gün -yang merupakan singkatan dari Golden Morning ini hingga kini telah merilis dua album dan beberapa single. Selain single pertamanya yang berjudul ‘Süpürgesi Yoncadan’, ada pula album Debut On yang dirilis pada tahun 2017, yang kemudian diikuti dengan single Goca Dunya.
Untuk album baru berjudul Gece, ia dirilis pada bulan April 2019 yang rilisannya ada di dua tempat. Di Eropa, ia dirilis melalui Glitterbeat Records, sementar untuk di wikayah Amerika Serikat dan juga Kanada, rilisannya melalui ATO Records. Album Gece inilah yang berhasil membuat Altin Gün semakin membumbung namanya, yaitu ketika ia masuk dalam nominasi Grammy Award untuk kategori “Best World Music“. [hmk]
Note: Sebagian gambar ilustrasi diambil dari Fanspage FB altingunband