Tentang perhelatan seni pantomim MIMORI 2022 kali ini, selaras dengan yang dituturkan Broto Wijayanto pada acara temu media yang digelar di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 19 Oktober 2022 lalu, dijelaskan bahwa perhelatan MIMORI ini salah satunya dipicu dari kerisauannya tentang eksistensi seni pantomim sepeninggal Jemek Supardi.
Bahwa meskipun muncul anak-anak yang mencintai pantomime, akan tetapi sosok senior yang kerap dijuluki Bapak Pantomim Indonesia itu telah tiada, ia telah mati. Karena itu, harapannya agar jangan sampai seni pantomim ini juga turut mati bersamanya. Jogjakarta sebagai barometer seniman pantomim harus tetap diperjuangkan, meski Jemek Supardi telah tiada. Ajang-ajang pantomim harus kembali dihidupkan, apalagi lebih dari dua tahun terakhir ini kita semua nyaris tak bisa berbuat apa-apa sebagai buntut dari merebaknya pandemi.
โBegitu Jemek Supardi tidak ada alias mati, maka hal yang ditakutkan adalah matinya juga seni pantomim di Indonesia, karena saat ini saja sudah ada sedikit hal yang dirasakan, yaitu Yogyakarta darurat seniman pantomimeโ
Berangkat dari geliat itu, dan kemudian juga disemangati teman-teman yang memiliki kerisauan serupa, pada akhirnya sambutan luar biasa datang pula dari Taman Budaya Yogyakarta dan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
โJemek Supardi pernah berpesan bahwa sebagai orang yang sudah memantapkan diri menjadi pekerja seni, membuat karya itu merupakan tanggung-jawab yang hukumnya wajib dijalankan. Karena itu MIMORI ini kami pikul bersama sebagai sebuah tanggung jawab karya yang sekaligus menjadi langkah guna meneruskan kiprah kekaryaan beliau,โ ungkap Broto Wijayanto dalam sambutan pembukaan MIMORI 2022.
Dalam sambutannya Broto Wijayanto juga menjelaskan sekelumit tentang kisah adanya anak kecil bernama Shidqi, yang fotonya bersama Jemek Supardi terpajang di pameran arsip. Bahwa Shidqi ini adalah sosok anak yang rela kakinya harus diamputasi karena terserang kanker, namun tak rela jika semangatnyam dalam bermain pantomim kendur. Semangat itulah yang kemudian bisa mengantarkannya bermain pantomim bersama Jemek Supardi. Karenanya, keduanya sangat mungkin saat ini juga sedang berbahagia, dan ikut merayakan MIMORI ini dengan bermain pantomim bareng di alam sana. Semangat inipun ternyata serupa dengan keberadaan Bapak Deddy Ratmoyo, yang dahulu pernah divonis terkena kanker stadium 4, namun sekarang bisa bugar kembali dan bisa menyemangati kawan-kawan pegiat serta pecinta seni pantomim khususnya di Yogyakarta.
Masih dalam sambutannya, Broto juga menuturkan bahwa di perhelatan ini dihadirkan pula interpreter untuk teman-teman tuna wicara serta tuna rungu bukan hanya untuk gaya-gayaan. Lain dari itu, MIMORI 2022 juga melibatkan kawan-kawan berkebutuhan khusus dalam pementasannya, khususnya ditampilkan dalam pertunjukan oleh Doddy Micro Studio. Itu artinya, sisi-sisi inclusivitas itu juga sangat terbuka dalam karya seni pantomim ini.
Sementara itu Jamaludin Latif sebagai Ketua Komunitas Rumah Pantomim Yogyakarta menyebutkan bahwa diakui atau tidak, kenyataannya tak bisa dimungkiri jika selama ini, utamanya semasa Jemek Supardi masih hidup, Yogyakarta telah menjadi barometer seni pantomim Indonesia. Hanya saja sayangnya, kita semua telah terlena dengan nama besar maestro seni pantomim yang dimiliki Yogyakarta itu. Hingga kemudian, saat ini, kitapun sedikit merasakan adanya Jogjakarta Darurat Seniman pantomim.
โMIMORI ini menjadi gerakan yang harus kita pikul bersama, tentu saja agar seni pantomim tetap muncul, tumbuh, dan berkembang bukan saja untuk Yogyakarta, tetapi juga untuk Indonesia,โ tutur Jamal.
Dian Lakshmi Pratiwi, SS, M.A. selaku Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta sangat memberikan apresiasi terhadap perhelatan seni pantomim ini, di mana beliau menilai bahwa pantomim ini termasuk seni yang cerdas dan butuh kecerdasan khusus dari para senimannya. Bagaimana tidak, dengan artistik yang minim dan lebih mengutamakan olah tubuh, karya ini bisa dinikmati banyak orang dengan pesan yang juga tersampaikan kepada khalayak.
Dian Lakshmi menaruh harapan kepada perhelatan MIMORI ini agar ke depan benar-benar bisa dikembangkan, dan jika perlu bisa dikelola lebih besar, termasuk menjadikannya sebagai event tahunan dengan waktu pasti. Karena jika itu terjadi, sangat mungkin pagelaran seni budaya berbentuk pantomim ini menjadi agenda tetap yang bisa diajukan ke Dinas Pariwisata pula. Semua harus bersinergi untuk memajukan Yogyakarta, bukan saja untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia.
โPemerintah melalui Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta akan terus mendukung semangat teman-teman dalam menggelar MIMORI. Ke depan, jangan tanggung-tanggung, buat jadwal pasti, bikin saja Pantomim Jogja Mendunia. Pantomim di Jogjakarta sebagai salah satu penyumbang budaya untuk Indonesia,โ tutur Dian Lakshmi Pratiwi, SS, M.A.
Perhelatan seni pantomim berjudul MIMORI ini agendanya digelar selama 3 hari berturut-turut dengan lokasi di area Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, yaitu pada tanggal 21 โ 23 Oktober 2022, ada banyak rangkaian kegiatan yang bakal dihadirkan di sana. Selain di hari akhir akan ditutup dengan penampilan Septian Dwi Cahyo yang merupakan seniman pantomim senior dari Jakarta, maka di tanggal 22 Oktober 2022, sebagai peringatan 100 hari berpulangnya Jemek Supardi, juga akan dihadirkan pementasan seni tari oleh anak semata wayangnya, Kinanti Sekar Rahina.
Untuk program pertunjukan, dihadirkan sejumlah 10 kelompok-penampil yang sebagian juga datang dari kota-kota di luar Yogyakarta, di antaranya adalah dari Surabaya, Malang, Solo, Purworejo, dan Palembang.
Di samping ada program workshop dan diskusi seni pantomim, ada pula pameran arsip di lobby Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, yang akan mempresentasikan beberapa hal berkaitan dengan Jemek Supardi, sang maestro pantomim Indonesia.
Kata MIMORI yang dipantik sebagai judul dari perhelatan pantomim ini merupakan akronim dari dua kata, yaitu ‘Mime’ dan ‘Ori’, yang bisa diartikan sebagai seni olah tubuh tanpa kata, yang presentasinya digali dari memori-asli pengalaman tubuh masing-masing senimannya. Atau bisa pula dimaknai sebagai sebuah gerak ‘movement’ sekaligus โgerak-tubuhโ yang mengacu pada kesadaran para pelaku akan pengalaman-asli masa lampau, dan kemudian (di)hidup(kan) kembali melalui ingatan di masa kini, hingga bisa mencipta karya baru yang bisa dikenang sebagai sebuah memori di masa mendatang.
Kecuali mengundang penampil dari luar Yogyakarta, untuk tuan rumah terdapat beberapa nama yang turut terlibat dalam rangkaian acara perhelatan MIMORI 2022 ini. Selain Broto Wijayanto ada pula Deddy Ratmoyo, Asita Kaladewa, Jamaluddin Latif, FZ Enderiza, dan tak ketinggalan manusia cilik bernama Doddy Micro. Semua rangkaian perhelatan seni pantomim ini, baik workshop, pameran, maupun pentas pertunjukan, dibuka untuk publik dan gratis tanpa dipungut biaya.
Terselenggaranya perhelatan seni pantomime bertajuk MIMORI tahun 2022 kali ini selain diprakarsai oleh beberapa kelompok-pegiat seni pantomim di Yogyakarta -yang sebagian juga bernaung dalam Komunitas Rumah Pantomim Yogyakarta, didukung pula oleh Dana Keistimewaan melalui Taman Budaya Yogyakarta. []