Nandur Srawung yang pada athun 2021 ini mengusung tema Ecosystem: Pranatamangsa memiliki kegiatan utama berujud pameran seni rupa, di mana para peserta pameran, selain dihadirkan dari Yogyakarta dan kota-kota lain –dengan sistem pengajuan aplikasi terbuka alias open-call, ada pula beberapa karya seni yang didatangkan dari para seniman di manca negara.
Nandur Srawung tahun 2021 kali ini juga menjadi kali kedua penyelenggaraan pameran seni di tengah masa pandemi, yaitu setelah 2020 silam juga menyelenggarakan acara serupa dengan mengusung tema ‘Wiwitan | Restart‘.
Latar belakang ‘ECOSYSTEM: pranåtåmångså’ diambil sebagai tema dari helatan Nandur Srawung tahun 2021 ini adalah karena melihat manusia masih harus berada dalam segala keterbatasan dan kungkungan akibat pandemi, sehingga ada banyak hal yang mau tak mau harus berubah. Pada akhirnya dunia digital menjadi porsi yang semakin besar digunakan, dan seiring dengan itu, semua pihak juga dipaksa untuk beradaptasi dengan segala perubahan tersebut.
Dengan latar-belakang seperti tertuliskan di atas, maka helatan Nandur Srawung 2021 kali ini mencoba menilik lagi berbagai hubungan yang terjadi, baik antarsesama manusia maupun antara manusia dengan lingkungannya.
Lebih lanjut dapat dipaparkan, bahwa tema “ekosistem” digunakan untuk melihat bagaimana manusia berkorelasi dengan sesama dan semestanya, termasuk bagaimana mereka melakukan adaptasi dalam kondisi pandemi dan jagad digital. Apakah manusia makin tercerabut dengan semesta nyatanya dan tersesat dalam jagad digital? Ataukah manusia memiliki cara beradaptasi yang berbeda dengan perubahan alamnya melalui dunia digital? Bagaimana kumpulan informasi yang terserak di jagad digital itu membantu manusia? Hal itu semua serupa sebagaimana dahulu “pranåtåmångså” digunakan untuk membaca semesta? Dari pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan itulah gagasan pameran ini dikembangkan.
Ada sebanyak 167 seniman, baik individu maupun kelompok, yang mempersembahkan sejumlah 72 karya dalam helatan pameran Nandur Srawung tahun 2021 kali ini. Seperti dituliskan di awal, kecuali para seniman yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, pameran ini diikuti pula oleh para seniman dari mancanegara, di antaranya adalah dari negara Austria, Swiss, Jepang, dan Jerman.
Hal menarik dari pameran Nandur Srawung Ecosystem: Pranatamangsa tahun 2021 kali ini adalah, bahwa pameran ini diikuti peserta dengan jenjang usia yang sangat beragam, yaitu yang tekecil adalah usia 4 tahun, dan yang terbesar adalah usia 60 tahun. Pun dengan objek seni rupa yang dipamerkan, ada berbagai ragam, baik itu seni lukis, seni patung, seni grafis, batik, seni kain, video, fotografi, desain, dan aktivitas seni lainnya.
Beberapa komunitas juga memamerkan kerja kreatifnya di pameran seni rupa Nandur Srawung Ecosystem: Pranatamangsa ini tentang obyek yang bersinggungan langsung dengan problem sosial-kemasyarakatan, seperti upaya membumikan literasi melalui kerja kolektif seni.
Agenda pameran Nandur Srawung ini dilaksanakan mulai tanggal 10 hingga 19 September 2021, dari pukul 10.00 hingga 17.00 setiap harinya, yaitu dengan mempersembahkan karya para seniman Nandur Srawung tahun 2021 yang didisplay dan dipresentasikan di Galeri Taman Budaya Yogyakarta. Seturut dengan pemberlakuan kondisi PPKM, maka pameran ini sementara baru bisa dikunjungi secara virtual melalui situs web nandursrawung.com yang kemudian akan diarahkan menuju nandursrawung.art.
Selain beberapa rangkaian program yang sudah rutin digelar di tahun-tahun sebelumnya, di antaranya adalah pameran, Webinar, dan Talkshow, maka untuk tahun 2021 kali ini Nandur Srawung juga menambahkan kegiatan “Srawung Moro: Temu Kurator Muda”. Ialah satu program yang membuka kesempatan kepada anak-anak muda yang tertarik dengan kegiatan kurasi seni rupa untuk bergabung dalam proses kurasi pameran Nandur Srawung ke-8 tahun 2021.
Seperti diungkapkan dalam acara jumpa pers di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta pada Rabu siang, 8 September 2021, dari puluhan calon yang mendaftar, terseleksi 3 calon kurator muda yang memperoleh kesempatan untuk mengikuti lokakarya dan praktik kuratorial selama penyelenggaraan acara Nandur Srawung.
Perihal presentasi, selain karya yang dipajang di Taman Budaya Yogyakarta, Nandur Srawung 2021 juga menghadirkan karya dari 4 seniman street art untuk membuat karya di 4 titik ruang publik Yogyakarta, masing-masing adalah di sebelah utara Rumah Sakit Panti Rapih, sebelah utara dan timur Rumah Sakit Bethesda, depan Terminal Ngabean (sebelah perempatan Ngampilan), dan juga satu lagi di area yang tak jauh dari Shelter Covid-19 Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Kenapa hampir ke-4 titik itu dekat dengan sarana kesehatan dan kegiatan penanganan Covid19..? Hal ini ditujukan sebagai salah satu upaya guna memberikan dukungan terhadap para pekerja kesehatan dan masyarakat yang terdampak pandemi. Bahwa ada kepedulian dari para seniman untuk memberikan sesuatu kepada mereka, minimal selalu ada harapan dalam segala daya upaya serta keadaan sesusah apapun.
Ikhwal rangkaian program yang dapat diikuti khalayak secara daring (online), selain pameran ada pula webinar, talkshow, dan workshop bersama para seniman peserta Nandur Srawung.
Tiga webinar dengan tema menarik yang akan menghadirkan pakar di bidang masing-masing, adalah sebagai berikut:
Selebihnya untuk keterangan dan informasi lanjut perihal acara seni rupa Nandur Srawung ke-8 tahun 2021 dengan tema Ecosystem: Pranatamangsa ini bisa menyimak akun resmi Instagram @nandursrawung. []