Pameran mainan anak di Museum Sonobudoyo kali ini mengusung tajuk “Kembara Gembira: Ayo Dolan! Ayo Cerita!”, dimaksudkan untuk mengajak kepada para pengunjung guna berpetualang menyelami kembali dunia anak-anak yang menyenangkan, penuh warna, namun juga sarat akan nilai dan budi pekerti. Pasalnya, walaupun bercerita perihal dunia anak, akan tetapi pameran ini juga tetap menaruh budaya sebagai bagian dari identitas.
Beberapa hal yang berhubungan dengan tradisi dan konteks sosial budaya juga turut dihadirkan menjadi pengisi di sudut-sudut ruang pamer, sebagai contoh adalah adanya upacara tradisi anak-anak dalam konsep daur hidup. Di sisi lain, permainan tradisional, seperti dakon, kitiran, klonthongan ataupun (perahu) othok-othok dapat disaksikan di dalam ruang pamer. Permainan tradisional tersebut dihadirkan sebagai bagian dari kearifan lokal yang berpotensi mengedukasi para pengunjung. Meski kenyataannya, permainan tradisional yang penuh nilai-nilai kearifan lokal itupun telah tergerus jaman.
“Kembara Gembira: Ayo Dolan! Ayo Cerita!” dijadikan sebagaai tajuk pameran ini yaitu diawali dari sebuah gagasan untuk memberikan pengalaman berbeda bagi para pengunjung melalui alur pameran yang tidak biasa. Pengunjung pameran harus melalui labirin untuk dapat menikmati koleksi-koleksi yang ditampilkan, ataupun ketika ingin berpindah dari satu ruang ke ruang yang lain. Dari sinilah para pengunjung akan mengenang dan merasakan kembali kegembiraan-kegembiraan seperti yang pernah mereka rasakan saat masa kecil.
Pada akhirnya, Kembara Gembira: Ayo Dolan! Ayo Cerita! pada pameran mainan anak kali ini menjadi ruang nostalgia untuk menyelami kembali dunia anak-anak yang penuh suka cita dan kegembiraan, serta sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai jenis permainan tradisional bagi generasi masa kini.
Setyawan Sahli selaku Kepala Museum Sonobudoyo memaparkan bahwa pameran mainan anak ini bisa jadi merupakan satu nostalgia masa kecil bagi pengunjungnya. Namun ia juga tidal hanya bermain, lebih dari itu, pengunjung disuguhkan testing piwulang, nilai, dan norma yang tanpa sadar mereka pelajari saat dolanan dahulu.
“Pameran ini juga menjadi wahana pendidikan bagi anak-anak yang penuh suka cita dan kegembiraan, serta sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai jenis permainan traditional bagi generasi masa kini,” tutur Setyawan Sahli.
Agenda dari pameran mainan anak Abhinaya Karya ini tepatnya berlangsung di gedung Pameran Temporer, Jalan. Trikora/Pangurakan No.4 Yogyakarta, yaitu mulai tanggal 2 hingga 30 Juni 2021, dibuka pukul 09.00 hingga pukul 21.00WIB. Meski kondisi tidak memungkinkan untuk berkegiatan yang mengundang banyak kerumunan, namun gelaran pameran dapat dikunjungi bersama keluarga, tentu tetap dengan mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur.
Semarak “Pameran Abhinaya Karya” terdiri dari serangkaian kegiatan yang diharapkan dapat mewadahi minat dan aspirasi seluruh lapisan masyarakat yang dapat diikuti melalui aplikasi media sosial Museum Sonobudoyo.
Para pihak yang mendukung pameran mainan anak ini antara lain adalah Mandala Majapahit UGM, dan juga para pegiat desa mainan di Desa Pandes -Pangguharjo Sewon Bantul, dengan menghadirkan Mbah Padmo yang sudah berusia 70 tahun namun masih sangat produktif dalam membuat ragam mainan anak-anak, sebagai contoh adalah payung-payungan, kitiran, dan juga wayang kardus. []