Nandur Srawung tahun 2019 ini agenda pamerannya digelar selama 10 hari yang dimulai tanggal 18 September dan akan berakhir pada 27 September 2019. ‘Gegayutan: Peer to Peer‘ menjadi tema yang diusung pada pameran seni rupa dengan lima sosok kurator ini. Pada kurator tersebut adalah Rain Rosidi, A Sujud Dartanto, Irene Agrivina, Arsita Pinandita dan Bayu Widodo.
“Gegayutan” yang bisa saja disepadankan dengan kata ‘bersama-sama’ dipantik sebagai tema pada pameran Nandur Srawung 2019 kali ini tak lain adalah sebuah langkah dalam menyelaraskan diri dengan konsep komunitas “peer to peer”. Yaitu bahwa pengetahuan itu sudah selayaknya dibagikan secara langsung dan merata dengan hak dan kewajiban yang disepakati bersama, tanpa adanya sentralisasi satu pihak ataupun monopoli institusi tertentu.
“Gegayutan” ini menjadi penting pasalnya ia menjadi acuan dan titik temu bukan saja bagi para perupa. Namun juga bagi komunitas, bagi pegiat seni, bagi penikmat seni dan juga bagi masyarakat umum. Karenanya, hal ini sangat selaras dengan asas kota Yogyakarta yang masih mengedepankan asas kebersamaan baik itu berujud gotong royong, saling berbagi, dan rasa tepasalira. Artinya, dalam helatan Nandur Srawung tahun 2019 ini, bakal disuguhkan berbagai karya yang itu bisa membuat publik teringat dan merasakan kembali arti penting dari berbagi dan juga sikap kebersamaan itu sendiri.
Peserta yang dihadirkan dalam pameran seni rupa ini berasal dari berbagai usia dan ragam latar belakang. Kesemuanya itu dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Pertama, peserta yang berasal dari seniman-seniman senior, ialah yang sengaja diundang guna menampilkan karyanya. Kedua, mereka para pelamar dengan latar-belakang seniman umum yang sebelumnya telah mengirimkan karyanya. Ketiga, ialah komunitas-komunitas seni yang ada di Yogyakarta pun yang berasal dari luar Jogjakarta.
Perihal program dan kegiatan dari helatan Nandur Srawung ke-6 tahun 2019 ini akan diisi dengan beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut;
Ialah program yang diisi oleh perupa undangan dan juga perupa hasil seleksi aplikasi terbuka yang penjaringannya telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juni hingga 4 Agustus 2019.
Merupakan program yang diikuti oleh perupa terpilih melalui hasil seleksi yang prosesnya telah dilakukan pada tanggal 11 Juni – 4 Agustus 2019. Mereka akan ditempatkan di kolektif atau studio yang terdapat di Sleman, Bantul dan Gunung Kidul. Para perupa ini akan berkarya dan berinteraksi dengan perupa-perupa yang tergabung di kolektif atau studio tersebut untuk secara bersama-sama saling bertukar ilmu, dan mewujudkan gagasan-gagasan ke dalam bentuk karya.
Program Srawung Moro akan dikhususkan pada proyek-proyek kegiatan seni seperti workshop, pameran, dan lain sebagainya. Para inisiator yang menjadi pengisi pada program ini juga telah dipilih melalui program seleksi pada 11 Juni hingga 4 Agustus 2019. Mereka inilah yang selanjutnya akan melakukan program residensi di Bantul dan Kotamadya Yogyakarta.
Srawung Panggih menjadi satu program baru pada helatan Nandur Srawung tahun 2019, yang merupakan program jejaring global. Pada program Srawung Panggih, para kurator akan melakukan diplomasi dan kerjasama dengan institusi-institusi internasional, di mana pada tahun 2019 ini tim kurator memilih beberapa negara di Asia Tenggara.
Tim ini akan melakukan kunjungan dan pertukaran antara perupa di Yogyakarta dengan perupa-perupa yang berasal negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Pada program Srawung Panggih inilah tujuan membangun jejaring global itu tersemat.
Merupakan program yang berujud bazaar yang digelar selama pameran berlangsung, dan diperuntukan untuk umum. Bazaar ini akan menjual hasil dan produk lokal yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk makanan pada bazaar Pasar Srawung tahun 2019 ini, yang dijual di sini adalah makanan organik. Karena prinsipnya pangan sehat dan tidak menggunakan bahan perasa serta pengawet, maka proses seleksi makanan juga dilakukan langsung oleh pihak penyelenggara.
Panggung Srawung merupakan program sajian panggung pertunjukan yang dilaksanakan selama pameran berlangsung dan mementaskan pemusik, performans, serta band dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk pembukaan pameran Nandur Srawung 2019 pada tanggal 18 September 2019, bakal dihadirkan satu grup band indie asal Jogjakarta yang namanya sedang melambung dan baru saja merayakan ulangtahun ketiganya, ialah Tashoora.
Young Rising Artist Award merupakan program seleksi karya yang dilakukan bagi perupa muda dengan usia di bawah 35 tahun, di mana perupa yang terpilih (ditambah dengan satu kurator) bakal memperoleh penghargaan dan kesempatan untuk melakukan kunjungan, riset dan studi banding dengan pendampingan tim kurator ke institusi seni di berbagai negara di Asia Tenggara.
Lifetime Acheivement Award adalah program penghargaan yang diberikan kepada seorang perupa karena dedikasi dan pengabdiannya terhadap dunia seni rupa dan dampaknya ke masyarakat luas.
Itulah rangkaian rangkaian kegiatan yang ada pada pameran tahunan Nandur Srawung 2019 kali ini. Helatan Nandur Srawung #6 agendanya digelar dengan lokasi di Taman Budaya Yogyakarta, dengan pembukaan pada tanggal 18 September 2019, pukul 19:30 WIB.
Untuk pamerannya sendiri dibuka setiap hari dari pukul 10.00 hingga pukul 22.00 WIB, dan berlangsung sejak hari pembukaan hingga berakhir pada tanggal 27 September 2019, sifatnta gratis dan terbuka untuk umum. []