Pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 yang diselenggarakan dari tanggal 17 November hingga 10 Desember 2019 ini sejatinya mengambi lokasi di tiga tempat berbeda, namun masih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Ialah di sisi selatan, yang berdekatan dengan Samudera Hindia, kawasan Pantai Bantul, di area Titik 0 Kilometer Kota Yogyakarta, dan tak jauh dari puncak Gunung Merapi, area Sleman.
Ketika menyimak ketiga tempat tersebut, tentu yang terlintas adalah adanya ‘sumbu imajiner’ sebagai tonggak berawalnya Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Dan itu tak bisa dimungkiri, karenanya tema “Pasir Bawono Wukir” dalam pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 tersebut diusung juga dengan alasan senada, yaitu guna merespon garis imajiner Yogyakarta.
Secara umum dapat diinformasikan bahwa pameran patung Jogja Street Sculpture Project alias JSSP adalah proyek seni patung di ruang publik yang hadir sebagai bentuk kontribusi pematung atas perkembangan dinamika ruang hidup masyarakat.
Sebagai agenda dari dibukanya pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 tersebut, akan dihadirkan pula beberapa Performing Sculpture, WedhaTrisula Flashmob, Tari Sekar Pudyastuti, Berisik Percussion, Tari Modern (Looneta), Tari Kreasi (Krekep), Mr.Imzdan Si MukaLakban, Jono Terbakar, Nona Sepatu Kaca, dan tak ketinggalan Kopibasi.
Rosanto Bima Pratama, S.Sn., selaku organizing comitte menyampaikan bahwa JSSP #3 ingin menjadikan Yogyakarta kota berbudaya, salah satunya dengan patung. Memamerkan patung di tiga tempat berbeda yaitu Bantul, Kota Yogyakarta, dan Sleman, agar patung masuk dan dekat dengan masyarakat.
Kegiatan pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 bakal melibatkan pemuda, perangkat desa, dan masyarakat setempat. Sementara agenda JSSP #3 ini juga akan diisi sejumlah kegiatan seperti pameran maket, pameran utama, dan seminar.
Terkait dengan diskusi yang juga bakal dihelat seiring gelaran JSSP #3 ini yang disinggung bukan saja sebatas hanya soal karya, tetapi juga soal branding wisata melalui patung-patung, workshop edukasi pada masyarakat soal pembuatan dan marketing merchandise. Selain itu, pada gelaran dua tahunan bertajuk JSSP ini terdapat pula program JSSP tour kamisan, JSSP performing art ruang publik, dan aneka lomba.
Pada berbagai rangkaian di atas, pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 ini intinya memiliki keinginan untuk dapat memasyarakatkan patung, serta menggabungkan budaya dan wisata.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu seniman-pematung bernama Ali Umar, bahwa ia mengharapkan agar ke depannya para seniman yang tergabung di Asosiasi Pematung Indonesia (API), baik yang berada di Yogyakarta maupun kota-kota lain, lebih aktif dan semoga pemerintah D.I Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten mendukung seniman.
“Sebab seniman berkontribusi menyumbangkan pikiran dan karya mereka ke daerah tertentu agar publik bisa menikmati dari sisi wisata, kota lebih maju dan baik” imbuh Ali Umar.
Pun yang disampaikan oleh Wusana yang merupakan Dukuh dari Padukuhan Grogol 10, sebagai salah satu tuan-rumah yang dijadikan sebagai ajang pameran patung JSSP tahun 2019 ini. Beliau mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas hadirnya pameran JSSP #3 ini di Gumuk Pasir, Parangtritis.
“Harapan kami dari JSSP #3 bisa mendongkrak pariwisata di sini karena kebanyakan pengunjung datang ke gumuk pasir selain menikmati keindahan gumuk pasir juga suka swafoto, dengan adanya patung yang dipajang di sini, semoga bisa menambah view untuk foto dan wisatawannya makin meningkat” tutur Wusana.
Pada gelaran Pameran Patung JSSP tahun 2019 ini, untuk area display yang berada di Kabupaten Bantul terdapat 13 karya, yang masing-masing berada di Pantai Gumuk Pasir, Pedukuhan Grogol 10, area Parangtritis, Kretek, dan Bantul.
Karya-karya tersebut melibatkan pematung dari Yogyakarta, baik kelompok maupun individu. Di antara para pematung tersebut adalah sebagai berikut:
Sementara untuk pematung yang berasal dari negara Malaysia masing-masing adalah Burhanuddin bin Bakri dan Mohd Azhar abd Manan.
Untuk karya pada pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 yang dipajang di area Kota Yogyakarta seluruhnya diisi dengan 12 karya. Masing-masing karya tersebut didisplay di seputar Titik 0 Kolometer Yogyakarta, Jl. Pangurakan Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Para seniman patung yang terlibat di dalam pameran di tengah kota Jogja tersebut antara lain adalah:
Untuk pameran patung JSSP tahun 2019 dengan area display di Kabupaten Sleman bakal dipamerkan sebanyak 8 karya. Tempat dipanjangnya karya-karya patung tersebut adalah berada di seputra Utara Kopi Kali Petung, Petung, Kepuharjo, Cangkringan.
DI bawah ini adalah para seniman pekarya seni patung yang dipajang pada JSSP 2019 di Sleman tersebut;
Selanjutnya dari karya-karya patung yang dihasilkan dan dipamerkan tersebut diharapkan dapat ditelusuri kembali kemungkinan poros-poros baru, dan dapat menjembatani keterbatasan serta kepedulian sosial dalam merespons ruang.
Selain itu, dari pameran patung Jogja Street Sculpture Project #3 juga mampu melahirkan tantangan untuk proses interaksi penonton dalam memberikan respons terhadap konsep karya, lokasi dan dampak sosial. Dan yang tak kalah pentingnya adalah munculnya rangsangan bagi para seniman dalam mengeksplorasi gagasan, material, dan karakteristik ruang, sekaligus dapat memberi harapan akan kebaruan dari partisipan bagi seni patung di Indonesia. []