LAV Gallery yang berlokasi di Minggiran Mantrijeron Yogyakarta di perayaan lebaran seni rupa kali ini juga tak hendak absen pasalnya iapun merayakannya dengan menggelar pameran tunggal karya Yula Setyowidi bertajuk In A Search For Divine Love.
Yula Setyowidi adalah sosok seniman muda kelahiran tahun 1990 yang berasal dari pesisir timur pulau Jawa. Ia merupakan lulusan dari pendidikan seni rupa di Yogyakarta yang kemudian memutuskan untuk tetap tinggal dan menetap sekaligus turut andil menawarkan gagasannya di antara ruang-ruang dinamis seni rupa di Yogyakarta.
Yula Setyowidi bisa dikatakan sebagai salah satu sosok seniman tipikal series, karena apabila melihat seluruh karya yang dibuatnya dalam batas rentang waktu tertentu, kita akan menemukan garis-subjek yang dibagi-bagi ke dalam durasi tertentu. Yula menyatakan bahwa ide seri dalam trajektori pengkaryaan diakuinya sebagai “pemuas nafsu”, karena dalam posisi tersebut alam pikirnya selalu terseret ke arah sudut pandang, misalnya ide visual tertentu dengan ketuhanan-sosial-cinta.
Sebagai subjek yang lahir dekat dengan laut di tanah kelahirannya Banyuwangi sana, maka menghadirkan citraan ikan bukanlah sesuatu yang sulit untuk ia pahami, karena hal tersebut cukup terang tanpa tedeng aling-aling di mata dan ingatannya. Dengan latar belakang seperti itu, maka kehadiran ikan dalam komposisi artistik yang ditawarkan Yula juga bukanlah menjadi kali pertamanya, melainkan kekerapannya atas visual ikan sudah hadir sejak ia sangat mengenalnya di tahun 2011 silam.
Dalam rentang waktunya, hampir seluruh karya dikerjakan Yula dengan teknik fotografis, dengan proporsi yang terukur, kontur gelap-terang warna yang terkoreksi, juga sapuan kuas yang sangat halus dan telaten. Rentang ini juga ditandainya dengan mengkomposisikan objek, teknik fotografis tidak seutuhnya dihadirkan menduplikasi foto yang ditemuinya, akan tetapi ada upaya membuat puzzle di atas kanvas yang dikerjakannya.
Di karya terbarunya Yula Setyowidi mencitrakan mata sebagai objek vokal, mata yang dipinjam (baca: kembangkan) dari seri ikan dan dikomposisi dalam kehadirannya bersama dengan figur-figur deformatif (seri identity). Menikmati mata dalam karya Yula seperti ulang-alik, melihat diri sendiri sekaligus melihat dan turut merasakan tatapan dari “lawan”. Visual mata yang dicitrakan statis tersurat, sehingga perlu melihat dan merasakan gestur figur-figur, laiknya topeng namun gerak-geriknya membahasakan kesan tersirat.
Dalam pameran tunggalnya yang bertajuk “In A Search For Divine Love” kali ini bersama LAV Gallery Yula Setyowidi sepakat untuk menjadikannya sebagai penanda dari perjalanannya dalam mencari zat “Ketakterhinggaan” atau situasi keilahian yang dialaminya sepanjang karir keseniannya.
Masih dalam pameran tunggalnya ini, figur dan bentuk yang dituangkan ke dalam kanvas pun karya 3 dimensin Yula Setyowidi sejatinya memang sekadar “kedok” saja. Namun “Kedok” itulah yang justru juga disuguhkan dalam 33 karya yang masing-masing sebanyak 22 karya lukis dan 10 karya sketsa,serta 1 reka karya dikerjakannya di sepanjang tahun 2018 hingga 2023. Seluruh karya Yula Setyowidi yang dipresentasikan dalam pameran tunggal bertajuk “In A Search For Divine Love” ini merupakan akumulasi pengalamannya saat berjumpa dengan fakta dan informasi.
Pameran tunggal “In A Search For Divine Love” oleh Yula Setyowidi dan LAV Gallery ini dibuka langsung oleh Nenni Bunga Safitri pada tanggal 8 Juli 2023 sekira pukul 16.00 WIB yang kemudian kemeriahannya dilanjutkan dengan penampilan Syarif Hidayatullah (srfhth), A.mora.tear-api, dan Alex (akustik).
Pameran ini dihelat sekira 1 bulan lamanya, karena itu perihal kunjungan pameran tunggal Yula Setyowid berjudul “In A Search For Divine Love” ini dapat dilakukan hingga 6 Agustus 2023 dengan HTM sebesar Rp10.000,- mendapatkan es teh, sedangkan untuk informasi serta keterangan lebih lanjut bisa memantau sekaligus menghubungi akun instagram @lavg_gallery.
Tentang alamat LAV Gallery sebagai tempat dihelatnya pameran tunggal ini tepatnya ada di Jl. DI Panjaitan No.66, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. []