Ada ragam judul yang diusung dapam performing art merespons patung JSSP tersebut, yang itu didasarkan baik pada obyek-patung yang direspon, ataupun berdasarkan pada para penampil yang menyajikan.
Berikut ini adalah judul-judul yang disajikan dalam Performing Art merespons patung di gelaran Jogja Street Sculpture Project tahun 2019 dengan tempat berada di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta tersebut.
Seturut dengan pameran Jogja Street Sculpture Project tahun 2019 ini, kecuali tersajikan performing art yang merespons patung-patung, para pengunjung yang hadir dan hilir-mudik di seputar kawasan Titik Nol Kilometer juga nampak asyik selfie bersama patung-patung yang terpajang. Satu di antaranya adalah Ida yang berasal dari Lamongan, ia menuturkan bahwa penampilan performing art cukup membuat heboh dan memberikan hiburan. Karenanya Ida berharap bahwa Yogyakarta semakin lebih istimewa dengan adanya patung-patung JSSP #3 ini.
Di samping Ida, ada pula Firnanda yang berasal dari Solo dan sedang berliburan mengunjungi Jogja. Ia memberikan penilaian terhadap penampilan performing art ini, terutama musiknya sangat menarik dan seolah menciptakan kesan hidup bagi patung-patung yang ada.
Di lain sisi, ada pula penuturan Mia yang merupakan warga asli Yogyakarta, bahwa ia sangat berharap karya-karya patung di JSSP ini menjadi nilai tambah dalam memantabkan diri bahwa Jogja merupakan tempat yang istimewa.
โSaya sudah melihat semua patung-patung yang dipamerkan di Titik Nol Kilometer. Semoga Yogyakarta sebagai kota budaya bisa lebih dikenal oleh wisatawan dan semoga JSSP #3 bisa mewujudkan itu lewat karya-karya patung yang dipamerkan,โ tutur Mia.
Sangat bisa difahami apa yang dikemukakan oleh Ida, Mia, pun Firnanda di atas, pasalnya Kontramo sebagai salah satu yang turut meramaikan dalam performing art merespons patung di JISP tahun 2019 ini adalah kelompok seni yang mempelajari tari-tarian, drama, dan musik noice.
Indhi sebagai salah satu anggota Kontramo mengungkapkan bahwa kelompoknya mempersiapkan performing art ini boleh dibilang cukup singkat, yaitu selama dua hari. Namun bersyukur teman-teman Kontramo bisa cepat memahami patung-patung di JSSP #3, tak lain adlaah berkat deskripsi gagasan patung dan penjelasan dari panitia. Kontramo mengolaborasi musik, tari, drama dalam performing art agar muncul kesan dramatik dari patung-patung yang dipamerkan.
Secara umum Kontramo juga memiliki harapan dari program Pameran Patung di JSSP ini, selanjutnya agar dapat memamerkan patung-patung dengan jumlah lebih banyak lagi dan mencakup wilayah se-Yogyakarta. Tujuannya tak lain adalah agar bisa dilihat oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga selain mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta, juga menumbuhkan jiwa-jiwa berbudaya melalui nilai seni patung yang tersaji di depannya. []