Salah satu hal sebagai obyek sekaligus subyek riset dari tim riset FKY 2021 adalah pencatatan tentang produksi gamelan yang menjadi bagian dari kebudayaan yang bertahan hingga hari ini.
Resa Setodewo yang merupakan salah satu anggota tim Riset FKY kali ini mencatat bahwa gamelan memiliki pengetahuan yang seyogyanya harus terus dirawat dan diteruskan. Catatan itu berpegang pada pedoman soal “rumah produksi gamelan” atau akrab dengan istilah besalen, dan juga tentang prapen alias “perapian untuk membuat gamelan”,ย di mana keduanya merupakan jantung dari proses pembuatan gamelan.
Resa Setodewo berusaha mencari dan memetakan besalen yang hingga kini masih aktif di Yogyakarta. Oleh karena itu ia memulai risetnya dengan mengunjungi empat besalen di Yogyakarta, yang masing-masing adalah sebagai berikut:
Empat lokasi yang dipilih tersebut sebenarnya belum mencakup secara menyeluruh ke semua pembuat gamelan di Yogyakarta. Pasalnya, saat ini terdapat kurang lebih sekitar 40-an pengrajin yang menggarap gamelan kuningan dan besi, di mana sekira 35 pengrajin tersebut kemudian juga berkumpul untuk mendirikan asosiasi sesama profesi dengan tujuan untuk menyatukan visi dan misi, yaitu bernama Paguyuban Pengrajin Gamelan Yogyakarta (PPGY).
Dari sejumlah 35 pengrajin gamelan yang telah bergabung dalam paguyuban tersebut, sepuluh di antaranya mampu menggarap gamelan perunggu. Hanya sajaย tak semua dari mereka memiliki besalen guna membuat gamelan perunggu. Dua nama yang diketahui sebagai pembuat gamelan perunggu di Yogyakarta adalah Ki Trimanto Triwiguna (swargi) dan Pak Darjo (swargi). Ki Trimanto Triwiguna merupakan pendiri besalen perunggu Pradangga Yasa yang menjadi generasi terakhir setelah beliau wafat. Saat ini pembuatan gamelan perunggu yang digarap di besalen hampir tidak ada. Ketiadaan produksi gamelan perunggu di Yogyakarta membuat beberapa gamelan perlu didatangkan dari luar Yogyakarta.
Sehubungan dengan ketiadaan produksi gamelan perunggu tersebut, makaย PPGY memiliki rencana besar untuk membangun besalen pembuatan gamelan perunggu di Yogyakarta. Rencana ini seiring dengan keprihatinan mereka terhadap keberadaan besalen gamelan perunggu yang belum aktif lagi. Karena itu, kelak, kehadiran besalen gamelan perunggu diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendukung keberadaan gamelan sebagai salah satu budaya yang diusung oleh Yogyakarta. Selain itu, keberadaan besalen ini nantinya dapat membuat pengrajin gamelan Yogyakarta mampu bersaing dengan daerah lain di Jawa Tengah.
Selain permasalahan ketiadaan besalen sebagai salah satu penghambat produksi gamelan perunggu tersebut, hal lain yang tak kalah penting dari hasil riset ioleh Resa Setodewo adalah juga tentang ketiadaan pewarisan. Hal ini menjadi salah satu kendala, karena saat tiada pewaris tentunya akan tiada pula penerusnya, sebagaimana yang dialami pada besalen gamelan perunggu di Yogyakarta setelah Pak Trimanto wafat.
Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini belum ada pembuat gamelan perunggu di Yogyakarta karena tidak adanya pewarisan yang dilakukan oleh generasi terakhir. Meskipun, upaya pewarisan ini tetap terjadi pada para pengrajin gamelan kuningan dan besi.
Proses pewarisan menjadi perhatian dari para pengrajin gamelan di Yogyakarta, karenanya beberapa pengrajin melakukan proses pewarisan ilmu pembuatan gamelan menggunakan sistem seperti “nyantrik” sehingga pembuatan gamelan masih terus hidup. Upaya untuk menghidupkan kembali pembuatan gamelan perunggu memiliki tantangan yang tidak mudah. Perlu perhatian dari pemangku kebijakan di wilayah kebudayaan untuk turut berpartisipasi, apalagi ketika kita melihat bahwa gamelan merupakan bagian penting dari kebudayaan Yogyakarta, tentu langkah menjaga dan melestarikan proses pembuatan gamelan adalah bagian dari perkembangan sekaligus keberdayaan kebudayaan untuk generasi mendatang.
Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2021 yang diselenggarakan dengan mengusung judul Mereka Rekam, mengangkat tema Semangat Keberdayaan, dan membawa visi Pencatatan Budaya tentu sangat mengakomodasi terhadap pencatatan jejak gamelan sebagaimana yang dilakukan Tim Riset FKY 2021 ini. Harapannya masyarakat juga dapat andil serta turut-serta dalam melakukan pencatatan mengenai ragam kebudayaan lain di Yogyakarta, di mana hasil pencatatan ini kelak dapat ditelusuri.
Perihal pencatatan kebudayaan pada Festival Kebudayaan Yogyakarta tahun 2021 kali ini, lebih lanjut dapat disimak secaraย online,ย yaitu melalui situs web www.fky.id []