Acara tersebut dihelat oleh Perkumpulan LSM Kraton Ngiyom dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi, Direktorat Kesenian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kepel Press, Rekam Bergerak, dan Kedai Kebun Forum.
Agenda acara pada helatan selamatan wiwitan tersebut antara lain adalah sebagai berikut;
Selamatan Wiwitan Upacara Kebo Ketan IV/2019 merupakan suatu upacara tradisi orang menggarap sawah, untuk memusatkan perhatian menuju ke kerja besar Upacara Kebo Ketan IV/2019 yang akan diselenggarakan di Ngawi pada tanggal 8 dan 9 November 2019.
Ada tiga alasan kenapa selamatan ini diadakan di Yogyakarta
Acara ini hendak memperkenalkan paradigma baru dalam berkesenian di kalangan intelektual seni Yogyakarta, yakni SENI KEJADIAN BERDAMPAK, yang sudah sekitar tujuh tahun kami praktekkan di Ngawi. Pengalaman ini telah dituliskan dalam sebuah buku berjudul “SENI KEJADIAN BERDAMPAK” karya Bramantyo Prijosusilo dan Godeliva D. Sari D Sari, yang di dalam acara selamatan ini akan dibahas oleh penulis dan para pemantik diskusi: Yayak Yatmaka Yatmaka (seniman aktifis senior), Ade Aryana Uli / AdeTanesia (aktifis kebudayaan), Dr. Tri Subagya (Antropolog dan Pengajar di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan moderator seniman dan aktifis kondang di Yogyakarta, Aliem Bakhtiar.
Acara ini juga akan memperkenalkan satu genre musik baru yang merupakan salah satu dari sekian banyak dampak yang dihasilkan oleh Kraton Ngiyom dengan kiprahnya. Dari kebutuhan memproduksi musik yang pantas menjadi bagian dari ofensif seni budaya Indonesia ke luar, Kraton Ngiyom merumuskan bahwa musik yang dapat melakukan itu hendaknya memiliki tiga ciri :
a) Seketika dikenali tanpa ragu bahwa ini adalah musik Indonesia;
b) Enak dipake joged, dengan mudah dapat masuk ke budaya kaum muda dunia; dan
c) Bertema kebahagiaan, sebagai pelipur lara dan penyemangat bagi dunia luas yang dilanda krisis multi dimensi.
Untuk itu Kraton Ngiyom berkejasama dengan Denny Dumbo Dumbo, pemain perkusi Sirkus Barock, untuk memimpin latihan-latihan penciptaan musik Kronjal bersama kelompok Keroncong Kinasihan dan warga Kraton Ngiyom di Ngawi. Sebagian dari hasil kerja ini, yakni musik Kronjal yang belum banyak didengar oleh telinga manusia, akan dipresentasikan di dalam Selamatan wiwitan ini.
Dampak lain yang diperjuangkan Kraton Ngiyom di bidang kesenian rakyat adalah penciptaan kreatif di bidang seni reog. Kami telah memperkenalkan Seni Reog Mahesa Nempuh di Upacara Kebo Ketan III tahun lalu, dan kini rombongan seni reog kami semakin besar dan membutuhkan pengalaman. Bila reog Ponorogo dimainkan seorang yang bertopeng macan berdadak bulu merak, maka reog Mahesa Nempuh dimainkan dua orang seperti barong, dan tidak berkepala macan melainkan berkepala kerbau. Rombongan ini terdiri dari pemain segala usia dan pada hari Sabtu tanggal 23 Maret akan turut memeriahkan acara Alumni Yogyakarta BerSATU mendukung Jokowi-Amin, dan anak-anak di bawah umur dilarang turut, maka anak-anak di bawah umur di dalam rombongan kami akan tampil menimba pengalaman pentas bersama dengan tampilnya kelompok musik Kronjal Kraton Ngiyom di Selamatan Wiwitan ini.
Acara akan ditutup dengan banciakan (serapan bahasa Cina berarti makan besar), bentuk doa yang diwujudkan di dalam kegiatan berbagi makan bersama, dan akan selesai sebelum magrib. Acara ini terbuka untuk umum. (fr KKF)