Dalam acara yang mengusung tema “Good Design fo Sustainable Business” tersebut diselenggarakan Soft Launching Program Design Laboratory and Smart Sentra yang menghadirkan pembicara utama Gati Wibawaningsih. Ialah Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
Program Design Laboratory and Smart Sentra ini dihadirkan mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam budaya sangat kaya sehingga ada banyak potensi dan modal utama dalam pengembangan Ekonomi Kreatif kita. Hal tersebut dapat disimak berdasarkan Survei Khusus Ekonomi Kreatif yang dilakukan oleh BPS dan Bekraf, bahwa produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif naik setiap tahunnya, dimana PDB Ekraf tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp. 1.105 triliun atau naik sebesar 10% dibanding tahun sebelumnya, dengan kontribusi terbesar pada subsektor kuliner (41,69%), fesyen (18,15%) dan kriya/craft (15,70%).
Selain itu, nilai ekspor sektor Ekonomi Kreatif juga cukup menjanjikan, yaitu mencapai USD 19,99 milyar atau sekitar 13,77% dari nilai ekspor nasional dengan tiga negara tujuan ekspor utama yaitu Amerika Serikat (31,72%), Jepang (6,74%), dan Taiwan (4,99%). Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif Kriya dan Fesyen ini, Direktorat Jenderal IKM telah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) pada tahun 2015. BCIC merupakan Pusat Pengembangan Industri Kreatif dan Inovasi Unggulan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa dan Kesejahteraan Masyarakat. Beberapa rangkaian program kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu Creative Business Incubator (CBI), Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA), dan Design Laboratory.
Dari program yang disebutkan paling akhir tersebut, Design Laboratory menjadi hal penting dan tak bisa diabaikan begitu saja. Pasalnya desain yang menjadi subyek sekaligus obyek dari Design Laboratory itu merupakan elemen penting yang mampu memberikan nilai tambah suatu produk, baik dari sisi penampilan maupun fungsi. Dengan Good Design alias desain yang baik, suatu produk akan memiliki daya saing dan daya tarik yang lebih baik di mata konsumen.
Namun demikian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simon-Kucher & Partners, Strategy & Marketing Consultants (2014), tingkat kegagalan pengembangan produk baru yang diterima pasar adalah sebesar 72%. Hal ini dikarenakan kesulitan yang dialami oleh perusahaan dalam mengintegrasikan kebutuhan pasar dan penentuan harga dengan proses inovasi pengembangan produk. Sehingga proses desain memerlukan biaya yang tidak sedikit, oleh karena itu pemerintah berusaha untuk terlibat dalam proses ini melalui kolaborasi antara Sentra IKM dengan Desainer.
Seiring dengan acara Soft Launching Program Design Lab dan Smart Sentra yang dilakukan di Omah Dhuwur tersebut, Gati Wibawaningsih menuturkan bahwa melalui Program Design Lab Sentra ini, Industri Kecil dan Menengah didorong agar menghasilkan produk-produk dengan desain berkualitas dan sesuai dengan keinginan pasar. Tujuannya tak lain adalah agar bisa meningkatkan pendapatan IKM (Industri Kecil & Menengah) di Sentra dan meningkatkan daya saing produk lokal.
“Hanya saja program ini bisa terlaksana tentu melalui kolaborasi antara Akademisi, Praktisi Desain, Praktisi Bisnis dan Pelaku Industri,” tutur Gati Wibawaningsih.
Tak berhenti di situ. Karena selain mendapatkan pendampingan desain, IKM juga mendapatkan bimbingan pengembangan bisnis sehingga IKM memiliki kemampuan dalam mengelola bisnis, menyusun strategi pemasaran yang tepat dan mampu memproduksi produk berkualitas secara efisien.
Program Design Laboratory and Smart Sentra yang bakal dijalankan pada tahap awal ini merupakan pilot project peningkatan nilai tambah Sentra IKM berbasis pasar yang dilaksanakan di dua Sentra IKM yaitu Sentra IKM Batik Lendah Kulon Progo dan Sentra IKM Kerajinan Kotagede Yogyakarta.
Agar program terukur dan termonitor dengan baik, dalam pelaksanaannya dikembangkap pula satu aplikasi digital berupa “smart sentra” yang nantinya akan berfungsi sebagai media pembelajaran online dan monitoring program.
Melalui aplikasi “smart sentra” itu, juga menjadi upaya dari Ditjen IKMA guna mendorong SDM industri agar beradaptasi dengan teknologi digital untuk menuju era industri 4.0. []