Yogyakarta Gamelan Festival 2021 menjadi helatan yang diikuti oleh para komposer, musisi, dan pencinta musik gamelan, dengan penyelenggaranya adalah Komunitas Gayam16 bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta didukung oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY, di mana dalam pelaksanaanya, seluruh rangkaian kegiatan YGF ke-26 kali ini juga tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat mengingat masih dalam masa mewabahnya pandemi Covid-19.
Seiring dengan penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival tahun 2021 kali ini, pada tanggal 21 September 2021 telah dilaksanakan konferensi pers sekaligus pemotongan tumpeng, dengan mengambil tempat di area Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) D.I. Yogyakarta, satu lokasi yang pada tahun 1928 silam merupakan tempat diadakannya Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta. Dalam pers-conference tersebut Ibu Dra. Dwi Ratna Nurhajareni selaku Kepala BPNB DIY menyampaikan kegembiraannya atas diselenggarakannya YGF ke-26 kali ini, di mana gamelan juga merupakan bagian dari kebudayaan dunia yang ditanganinya selama ini.
Ishari Saihda selaku Program Director YGF ke-26 tahun 2021 menuturkan bahwa sebagai bagian dari kebudayaan dunia, gamelan telah membuktikan-diri keberadaannya tetap bisa bertahan di masa pandemi melalui pergerakan budaya bernama Yogyakarta Gamelan Festival. Sekalipun sama-sama digelar secara daring, namun YGF ke-26 kali ini hadir dengan membawa semangat yang berbeda.
“Tidak hanya mengajak musisi gamelan di dunia untuk mengapresiasi musik gamelan, tetapi juga mengawinkan gamelan dengan teknologi masa kini,” ujar Ari Wulu, sapaan akrab dari Program Director Yogyakarta Gamelan Festival 2021 tersebut.
Masih berkaitan dengan hal di atas, maka gamelan sangat terbuka lebar untuk didialogkan, dibagikan, dan dikolaborasikan dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga gamelan dapat hidup berdampingan dengan banyak hal hingga saat ini.
“Semangat kebersamaan menjadi kunci penting dalam perkembangan gamelan, sehingga pencinta gamelan dapat berkomunikasi satu sama lain,” Ari Wulu melanjutkan.
Konser gamelan YGF ke-26 yang diselenggarakan selama empat hari berturut-turut ini dalam pelaksanaannya bukan hanya menampilkan konser karawitan tradisional, melainkan juga pertunjukan musik gamelan yang bersifat modern dan kontemporer. Sementara itu untuk para seniman-partisipant bukan saja hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga dari manca-negara, di anataranya yaitu dari negara India dan Prancis.
Di samping konser, helatan Yogyakarta Gamelan Festival 2021 kali ini menghadirkan pula gelaran workshop yang secara internal menghadirkan Arutala, sebuah perusahaan pengembang game di Yogyakarta, di mana workshop ini sudah diadakan beberapa kali di Komunitas Gayam 16.
Workshop YGF ke-26 tahun 2021 yang menghadirkan Arutala ini mempelajari teknik memainkan instrumen gamelan atau komposisi yang dipadukan dengan virtual reality yang berbentuk robot, yang selanjutnya hasil dari workshop ini akan ditampilkan dalam agenda penutupan konser YGF ke-26 tahun 2021.
Kecuali konser dan workshop, dalam YGF ke-26 tahun 2021 kali ini ada juga program Rembug Budaya yang menawarkan diskusi tentang gamelan dan perkembangannya yang disiarkan secara hybrid atau bauran daring melalui YGFlive.com.
Program Rembug Budaya ini agendanya digelar pada hari Sabtu, 25 September 2021 pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB, yaitu dengan menghadirkan tamu dan narasumber secara terbatas di KJ Hotel.
Di bawah ini adalah jadwal pertunjukan yang dapat dinikmati publik secara daring, yaitu melalui live-streaming di situs-web www.YGFlive.com, mulai tanggal 23 hingga 26 September 2021, tepatnya mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB.
Dari tahun 1995, Yogyakarta Gamelan Festival 2021 telah menyajikan kelompok gamelan dari seluruh dunia. Sesuai dengan misinya, menggagas kehidupan seni gamelan yang dinamis, selalu menyelaraskan diri dengan zaman tanpa harus kehilangan latar belakang budayanya, dan saling menghargai keanekaragaman kebudayaan di dunia, YGF berupaya untuk menciptakan dan mengelola media yang secara kontinu menjadi sarana berkumpul, berkomunikasi, dan berinteraksi bagi para pencinta seni gamelan. []